Kakek menghela napas panjang. Sudah sering aku minta padanya untuk tukar posisi. Namun, ia terus saja bilang kalau aku masih muda dan kuat. Jangan sia-siakan nyawa. Lagi pula, jika aku keluar, siapa yang bisa menjaminku memperoleh stok makanan? Sejauh yang kutahu, Kakek Ukaba bergabung dengan banyak organisasi. Mungkin dari situ makanan berasal. Akhirnya aku menyerah dan berdiam diri di loteng sendirian. Aku hanya bisa berharap loteng atau gedung ini tidak roboh terkena sasaran meriam.
Di sinilah kita sekarang. Selama aku pergi, kau jangan pernah menampakkan diri apa pun yang terjadi. Kau masih muda dan kuat. Sayang jika nyawa kausia-siakan begitu saja. Biarkan Kakek yang keluar mencari makanan. Kau di sini saja. Kau suka loteng ini, kan? Baru sehari-semalam kami tinggal, Kakek Ukaba sudah pergi dan belum kembali hingga sekarang. Dia pria yang tangguh, aku akui itu. Sejak kecil, aku tinggal bersamanya karena Ayah meninggal dunia saat bekerja di pertambangan timah, sementara Ibu tiada saat melahirkanku. Meskipun tinggal di dalam gubuk reyot, Kakek memiliki beberapa bidang tanah yang diolahnya sendiri menjadi kebun jagung dan ubi jalar. Ia pernah berencana menjual tanah-tanah itu untuk ditukarkan dengan rumah berdinding bata merah.
Langsung saja, aku berbalik dan cepat-cepat menuruni tangga menuju lantai 23. Dekat mesin cuci, ada sebuah radio yang berdiri di atas meja kecil. Radio itu milik Kakek Ukaba. Sebelum pergi, ia berpesan kalau aku jangan sampai jadi anak muda yang kuat, tapi bodoh. Simaklah radio setiap hari ketika suasana memungkinkan, kata Kakek suatu hari. Namun, aku tidak sepenuhnya mematuhi kata-katanya. Bahkan semenjak ia pergi, baru 5 kali ini aku berani menyetel radio.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »