Menurut psikolog klinis Bona Sardo Hasoloan Hutahaean, M.Psi., hal tersebut masih terjadi di negara-negara dengan nilai budaya dinamisme atau animisme yang masih kuat seperti Indonesia.
"Ya kalau dilihat dari konteks masyarakatnya saja kan sangat multikultur, banyak budaya dan tidak lepas dari keyakinan-keyakinan terhadap hal-hal di luar akal manusia. Kalau secara individu, tidak banyak yang bisa dilakukan kalau seseorang akhirnya batal menikah karena ada keyakinan-keyakinan yang belum tentu terjadi," jelas Bona saat dihubungi Wolipop, Selasa .
"Ketika kita membicarakan tentang value, sebenarnya tidak ada yang salah, hanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Kalau ditentang, tentu akan menimbulkan naiknya emosi negatif karena value adalah nilai penting dalam hidup seseorang," ungkap psikolog yang akrab disapa Wita.
Weton ini nih pasti wkwk
Sbnrnya pria Jawa itu penakluk cinta se-Nusantara lho....
Karna weton
Percaya ga percaya sihh.. hmmm
Judul ftv 'cintaku kandas karna omahku madhep ngalor'
Temen w ada tu gt wakakakk
👩🏻: kita putus yaa 👦🏻: lho kenapa? 👩🏻: rumah kamu menghadap ke utara
Tak apa tak menikahi, yg penting pernah menikmati
Pertama : jangan cari pasangan yg ditaburi wijen. Kedua : jangan pernah memakai topi sombrero. Ketiga : jangan pernah menari sembari memakan saus tartar
thelegendofW1
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »