MEMBACA sejarah tentu akan lebih menarik bila divisualisasikan menjadi sebuah cerita yang sederhana dan mudah dicerna, apalagi bila dalam pertualangan sejarahnya Anda dapat sekaligus mencicipi kuliner setempat.
Begitu tiba di meja, tiap tamu akan dihadapkan satu buku. Bukan tanpa tujuan, buku itu menjadi media untuk latar teater 3D bagi augmented reality dari Le Petit Chef sehingga mereka seolah dilayani secara pribadi. Pelayan akan menghidangkan menu pertama, yaitu bouillabaisse parfait, black oscietra caviar, brioche, dan saffron rouille di atas dua cangkang kerang dalam sebuah baki persegi yang dihias layaknya seperti alam bawah laut.
Memang diakui porsi menu untuk pembuka ini bisa Anda habiskan dalam empat sendok. Namun, rasanya cukup memuaskan lidah Anda. Sajian berikutnya ala India berupa butter chicken, jeera rice, dan paratha. Butter chicken terasa sangat lembut dan gurih lengkap dengan saus kari, yang untungnya tidak terlalu kuat seperti kari asli India.
Dingin dan kabut salju tebal pegunungan Himalaya juga divisualisasikan dalam bentuk kuliner. Le Petit Chef menghadirkan lemon sorbet dan masala chai. Namun, disayangkan, lemon sorbet sebenarnya bukan kuliner khas Nepal. Negara ini memiliki lassi, minuman berbasis yoghurt.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »