Jangan Pamerkan Data Pribadi di Media Sosial, Ini Sebabnya

  • 📰 tempodotco
  • ⏱ Reading Time:
  • 25 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 13%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Selain Tiket Penerbangan, Jangan Pamerkan Data Pribadi di Media Sosial

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak orang yang secara sadar atau tidak membagikan data pribadi di media sosial. Pelaksana tugas Direktur Eksekutif ICT Watch Widuri meminta masyarakat untuk lebih waspada jika akan mengungkapkan data-data pribadi melalui jejaring media sosial atau medsos.“Sering kali, ketika seseorang ketahuan, misalnya secara fisik ataupun secara mentalnya menderita penyakit, beberapa pihak mulai mendiskriminasi,” ujar Widuri.

Misalnya terkait kartu keluarga, buku nikah, dan lain-lain. Sering kali tanpa sadar, orang mengeksposnya sendiri,” lanjutnya.Widuri juga mengatakan data tentang catatan riwayat pernah ditahan atau tidak di kepolisian juga menjadi data yang sensitif, selain tiket penerbangan yang dipamerkan berserta dengan kode batang. ICT Watch bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika , Badan Siber dan Sandi Negara , bekerja sama dengan perusahaan pemilik aplikasi berbagi pesan WhatsApp.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 12. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Gubernur Maluku: Saya Tidak Masuk Kantor, Jangan Berpikir Macam-macamGubernur Maluku Murad Ismail mengatakan, ia tidak masuk kantor bukan berarti tidak bekerja untuk rakyat.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

Jangan Mudah Tergiur Pengobatan Instan Kacamata IonSedang tren di masyarakat bahwa kacamata ion bisa menjadi solusi cepat bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan mata, hanya dengan menggunakannya selama 8 jam per hari. Padahal, secara medis...
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

Jangan Asal Kelola BUMNMelalui sistem meritokrasi, justru akan lebih mudah mendapatkan calon direksi yang cakap dan tepat kompetensinya.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »

Ada Kelompok yang Menolak Ahok Pimpin BUMN, Buya Syafii Maarif: Biarkan Saja Jangan Dengar - Tribunnews.comMengenai adanya kelompok yang tidak ingin Ahok menjadi pemimpin perusahaan BUMN, Buya Syafii mengimbau untuk jangan mendengar penolakan kelompok
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »

Said Didu Ungkap Kejanggalan Mudahnya Ahok Jadi Petinggi BUMN: Cara seperti Ini Jangan Dilakukan - Tribunnews.comMantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu mengungkap keanehan ditunjuknya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai satu di antara petinggi BUMN. kenapa nggak kamu yg dipilih msaid_didu ? sirik dan tkt bercampur ha ha ha Apa tidak lebih mengherankan betapa mudahnya msaid_didu dan dahnilanzar menjadi 'Pembantunya Pembantu Jokowi' yang selama ini mereka jelek²kan, entah di mana muka M. Said Didu masih berani komentari Ahok yang memiliki integritas baik 👇
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »

Pemerintah Jangan Lawan Intoleran dengan Cara Intoleran'Kita tahu ada fakta intoleran, tapi kemudian jangan juga melawan intoleran dengan cara intoleran. Dampaknya menurut saya berpotensi menumbuhkembangkan intoleransi,' terang Erwin. Intoleran hanya bisa di selesaikan dengan 2 hal, di rangkul atau di tindak tegas..!!
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »