Komunitas Lentera Perempuan Mandar dan sejumlah aktivis mahasiwa di Kabupaten Majene dan Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat menggelar aksi stop perkawinan anak di Majene, Rabu .
Laporan “Pencegahan Perkawinan Anak: Percepatan yang Tidak Bisa Ditunda” yang diluncurkan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Selasa di Jakarta, menyebutkan, selama satu dekade , hanya ada penurunan kecil untuk perkawinan anak di Indonesia yaitu 3,5 poin persen.
Dari laporan tersebut, prevalensi perkawinan anak perempuan pada tahun 2008 sebesar 14,67 persen, tapi hingga tahun 2018 prevalensinya hanya turun sebesar 3,5 poin persen menjadi 11,21 persen. Penurunan prevalensi perkawinan pertama perempuan berusia 20 – 24 tahun sebelum usia 15 tahun juga lambat. Pada tahun 2008 prevalensinya 1,60 persen dan pada tahun 2018 turun menjadi 0,65 persen.
Tak hanya faktor pendidikan, perkawinan anak mengancam kesehatan perempuan. Data Susenas 2917 menunjukkan, lebih dari separuh dari perempuan usia 20-24 tahun yang kawin kurang dari 18 tahun usia hamil pertamanya sebelum usia 18 tahun. Bahkan, ada 46,84 persen perempuan yang menikah kurang dari 15 tahun.
*EKONOMI MEMBENTUK MANUSIA BERPENDIDIKAN!
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »