Suara.com - Kawasan wisata Kota Tua kini ditetapkan sebagai zona rendah emisi atau Low Emission Zone . Selain itu, revitalisasi Kawasan Kota Tua juga dijadikan prototype kota masa depan Jakarta, karena sejarah bangunan cagar budaya tetap terjaga dan dapat dinikmati oleh warga sebagai ruang publik yang nyaman dan hijau, serta terhubung dengan berbagai moda transportasi umum.
“Pengunjung akan bertambah dan semakin nyaman berjalan-jalan di Kawasan Kota Tua. Pengunjung bisa menemukan spot tempat foto yang tersembunyi, karena jangkaun perjalanan mereka dengan berjalan kaki semakin luas,” ucapnya.Sampai Juli 2022, data jumlah pengunjung Kota Tua sudah mencapai 688.631 orang. Sedangkan pada 2021, pengunjungnya hanya 207.926 orang. Hal ini menunjukkan kenaikan jumlah pengunjung yang signifikan ke Kawasan Kota Tua selama LEZ diterapkan dan level PPKM diturunkan.
Ia juga menegaskan, Kawasan Kota Tua akan menjadi lokasi yang bisa mencerminkan sila kelima, yang berlandaskan keadilan sosial, tanpa membedakan latar belakang apapun. Karena konsep ruang ketiga di Jakarta dituntut sebagai ruang interaksi antarwarga, agar segala pengalaman dan cerita menjadi satu, menggambarkan realitas kehidupan urban secara global.
Pengamat Tata Kota, Yayat Supriyatna, mengapresiasi Pemprov DKI Jakarta dalam revitalisasi Kota Tua, karena sudah mempertimbangkan dua aspek, yaitu secara planologis dan sosiologis.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: rmol_id - 🏆 21. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »