REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Anggota DPD RI Fahira Idris mengatakan jika diibaratkan perang, maka Covid-19 musuhnya. Kemudian strategi paling tepat untuk bisa memenangkan perang ini adalah menghadang musuh tersebut langsung di daerah perbatasan. Sementara Tenaga Medis dan Rumah Sakit adalah benteng terakhir. “Jangan biarkan musuh tersebut merangsak masuk ke ‘wilayah teritorial’ kita apalagi mendekati benteng terakhir pertahanan kita.
Menurut Fahira, strategi agar Covid-19 tidak mendekati benteng pertahanan terakhir ini adalah kombinasi menjaga jarak, mencuti tangan dan memakai masker serta test tracing dan teatment atau tingkatkan kemampuan testing di seluruh wilayah sesuai standar WHO. Juga intensifkan tracing dan memastikan kesiapan fasilitas kesehatan atau treatment yang menjadi tugas Pemerintah. Saat ini, jelas Fahira,
Penerapan 3M di masyarakat masih sangat variatif dan belum sepenuhnya dijalankan dengan penuh disiplin. Sementara 3T terutama testing di semua wilayah. Saat ini hanya Provinsi DKI Jakarta satu-satunya wilayah yang memiliki pengujian Covid-19 di atas standar minimum WHO. Minimnya testing membuat tracing dan treatment juga tidak maksimal.
“3M dan 3T ini jadi ‘amunisi’ untuk mengusir Covid-19 agar tidak melumpuhkan benteng pertahanan terakhir kita . Jika ‘amunisi’ ini tidak diisi penuh atau tidak dijalankan maksimal maka kita membuka jalan bagi virus untuk melumpuhkan benteng pertahanan terakhir kita," kata Fahira.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »