Wisatawan mancanegara berjalan di dekat saluran irigasi di area persawahan yang menerapkan pengairan lahan pertanian menggunakan pompa air bertenaga surya di Subak Lauh Batu, Desa Keliki, Gianyar, Bali, Selasa . . ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/foc.
Direktur Jenderal Kerja sama Multilateral Kemlu RI Tri Tharyat mengatakan langkah tersebut adalah wujud diplomasi air“Dalam agenda tersebut, kita ingin berbagi mengenai nilai-nilai tradisional, terutama yang dimiliki Provinsi Bali, dalam penanganan air, contohnya Subak yang telah diakui sebagai warisan dunia oleh UNESCO,” ucap Tri Tharyat dalam konferensi pers daring mengenai WWF ke-10 dan diplomasi air yang dipantau di Jakarta, Senin.
“Nanti juga akan ada acara di mana semua peserta akan diundang untuk mengikuti upacara Hindu Bali terkait pemurnian air yang tentunya akan menarik untuk diikuti,” ujar dia.Di samping teknologi tata kelola air tradisional, ia menyebut bahwa Indonesia juga akan memanfaatkan momentum WWF ke-10 untuk berbagi praktik-praktik tentang ketahanan sumber daya air kepada komunitas internasional, salah satunya terkait manajemen lahan basah.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »