seingkali terdeteksi saat stadium lanjut. Alasannya dikarenakan gejala awal yang tidak spesifik, kurangnya tes skrining yang efektif, dan letak ovarium yang tersembunyi jauh di dalam panggul, sehingga sulit untuk dideteksi melalui pemeriksaan fisik.
Jika lokasi kanker terbatas pada ovarium atau saluran tuba, sekitar 93 persen pasien diperkirakan dapat bertahan hidup selama lima tahun atau lebih setelah diagnosis. Namun dalam studi terbaru menunjukkan bahwa tanda-tanda kekebalan dalam darah mungkin akan terlihat jika seseorang menderita kanker ovarium empat tahun lebih awal dibandingkan metode konvensional yang digunakan sebelumnya. dapat membantu dokter mendiagnosis kanker ovarium lebih cepat, memungkinkan pengobatan lebih dini sebelum kanker menyebar dan berpotensi memperpanjang kelangsungan hidup.
Dalam studi tersebut, para peneliti menemukan biomarker kekebalan berbasis darah yang dapat digunakan untuk mendeteksi HGOC hingga empat tahun sebelum sebagian besar kasus didiagnosis.
Sel Darah Peneliti Dunia Kanker Ovarium Deteksi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: rmol_id - 🏆 21. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »