Liputan6.com, Jakarta Sebuah virus misterius yang menyebabkan masalah paru-paru atau penumonia merebak di Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei, Tiongkok sejak Desember 2019. Peneliti mengidentifikasi virus tersebut sebagai Virus Corona jenis baru. Organisasi Kesehatan Dunia menamainya Novel Coronavirus dengan kode 2019-nCoV.
Dugaan Virus Corona telah masuk ke Indonesia kembali muncul ketika seorang karyawan Huawei dikabarkan mengalami demam, Kamis . Ia pun segera dilarikan ke rumah sakit. Pihak Huawei mengungkap, karyawan tersebut memang berasal dari Tiongkok dan tengah berkunjung ke kantor mereka di Gedung BRI, Jakarta.
2 dari 6 halamanBelum Terdeteksi di IndonesiaKementerian Kesehatan Republik Indonesia menegaskan bahwa Virus Corona penyebab pneumonia di Tiongkok belum dideteksi di Indonesia. Terkait penularan, peneliti Tiongkok beberapa waktu lalu telah menyatakan adanya penularan manusia ke manusia. Namun, Kemenkes memilih untuk menunggu pernyataan resmi dari Organisasi Kesehatan Dunia .
3 dari 6 halamanBelum Ada Vaksin untuk Virus Corona WuhanHingga saat ini, Badan Kesehatan Dunia masih melakukan penelitian terkait strain baru Virus Corona. Dan karena merupakan temuan baru, belum ada vaksin khusus untuk mencegah paparan virus Corona 2019-nCoV. Hal tersebut diungkap oleh dokter spesialis paru yang juga merupakan Pokja Infeksi Pengurus Pusat Persatuan Dokter Paru Indonesia, Erlina Burhan.
Kedua adalah vaksin PPSV23 yang melindungi dari 23 strain bakteri pneumokokus. Produk ini ditujukan untuk kelompok usia yang lebih dewasa seperti di atas 65 tahun, atau dari dua sampai 64 tahun dengan kondisi khusus.Salah satu negara yang mengambil langkah cepat terkait belum adanya vaksin 2019-nCoV adalah Rusia.
Penyakit akibat Virus Corona ini pertama kali dilaporkan pada akhir Desember 2019 di Wuhan menyebar dengan cepat. Sejak itu, para pelancong yang sakit dari Wuhan telah menginfeksi orang-orang di China dan negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat. Anung Sugihantono, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan menyatakan, Kemenkes telah meminta peningkatan kewaspadaan di pintu-pintu negara.
Anung mengatakan, thermal scanner yang dipasang di bandara sesungguhnya sudah ada sejak sekitar lima tahun yang lalu.Selain itu, jika ditemukan adanya infeksi, orang tersebut akan mendapatkan prosedur berupa pemeriksaan secara laboratorium hingga karantina.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »