Liputan6.com, Jakarta - Setelah dibahas secara maraton, Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara akhirnya disahkan oleh DPR. Pengesahan itu diambil dalam Rapat Paripurna yang berlangsung di Gedung DPR, Selasa .
Dia menilai wajar muncul tanda tanya di balik ngototnya DPR dalam membahas RUU IKN secara cepat. DPR seharusnya bisa memberikan ruang bagi masyarakat terlebih dahulu sebelum RUU ini disahkan. Lucius memprediksi akan ada masyarakat yang bakal menggugat UU IKN ini ke Mahkamah Konstitusi. Karena proses pembahasan RUU ini dianggap minim dalam memenuhi aspek formilnya.
"Kalau dilihat situasi kondisi DKI Jakarta, ya memang banyak alasan mendukung pemindahan. Warga sudah sangat banyak, macet begitu dan tingkat huru-hara itu jadi kompleks dan ada ide pindah, jadi baik-baik saja," dia mengimbuhkan. Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Kalimantan tidak memiliki urgensinya bagi rakyat. Pemindahan IKN ini diinilainya hanya untuk kepentingan Jokowi dan elite politik.
Ujang menyanksikan DPR akan menerima masukan dari masyarakat. Karena itu, RUU IKN ini dibahas secara maraton hingga disetujui dalam rapat paripurna DPR. Meski UU ini ada yang menggugat, Ujang menambahkan, kelihatannya Mahkamah Konstitusi tidak akan memusingkan seperti halnya omnibus law."Karena kasusnya tidak menyentuh perut rakyat secara langsung."
Dalam proses pengambilan keputusan tingkat pertama, mayoritas fraksi di DPR RI menyetujui RUU IKN. Meski fraksi-fraksi yang setuju memberikan catatan-catatan. "PKS melihat gagasan pemindahan IKN memuat potensi masalah baik formil maupun substantif," kata Mardani. PKS juga menolak RUU IKN karena pembahasan yang ngebut. Pansus dibentuk sangat cepat, pembahasannya juga sangat cepat dalam waktu terbatas. Sehingga berpotensi RUU IKN mengalami kelemahan dalam penyerapan aspirasi di masyarakat dan partisipasi publik.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad membantah DPR tergesa-gesa dalam membahas RUU yang menjadi dasar pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur itu. Ia mengklaim DPR melakukan efisiensi. "Selama masa reses juga kawan-kawan kerja, pembahasan-pembahasan yang dilakukan juga menurut saya cukup dinamis. Dimana seringkali, bolak balik pembahasan dari pasal per pasal, dan dilakukan yang terbaik oleh kawan-kawan di Pansus," ujar Dasco.2 dari 3 halamanPolemik Istilah NusantaraMenteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Nasional Suharso Monoarfa mengungkapkan, pihaknya mengundang para ahli sebelum menentukan nama untuk Ibu Kota baru.
Keuangan lagi sulit tp maksain. Utangpun kian membebani. Gak kebayang beban presiden berikutnya. Jangan sampai, istana negarapun dibangun orang luar. Yang sekarang saja peninggalan Belanda, blm wibawa, masih bisa org luar nunjuk2.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »