Liputan6.com, Jakarta - Setelah tahun yang mengecewakan, harga emas naik pada tahun 2022 dengan catatan yang solid, diperdagangkan pada level tertinggi lima minggu. Menurut salah satu analis logam mulia, harga emas harus berada pada kecepatan untuk melanjutkan uptrend bullish jangka panjangnya di tahun baru.
Pada sisi negatifnya, Milling-Stanley mengatakan State Street melihat peluang 20 persen dari perdagangan emas antara USD 1,600 dan USD 1,800 per ounce. “Investor harus melihat melampaui tingkat kebijakan nominal dan memeriksa faktor-faktor lain seperti suku bunga riil dan/atau dinamika penawaran dan permintaan pasar emas yang dapat memengaruhi pergerakan harga emas,” kata Milling-Stanley.* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Menurutnyam tidak mungkin Ketua Federal Reserve Jerome Powell akan mengambil sikap yang terlalu agresif pada kebijakan moneter untuk memerangi inflasi. Dia juga memperkirakan, Federal Reserve hanya akan menaikkan suku bunga dua kali tahun depan, perkiraan dibawah prediksi pasar saat ini. Salah satu alasan investor menghindari emas hingga tahun 2021 adalah karena kesenangan bullish yang belum pernah terjadi sebelumnya di pasar ekuitas. S&P 500 melihat tahun ini pada rekor tertinggi, naik 27 persen untuk tahun ini.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: detikfinance - 🏆 18. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »