Harga tersebut lebih rendah 9,4 persen dibandingkan HBA di Agustus lalu yang berada di level US$72,67/ton. Namun posisi HBA September ini tercatat paling rendah dalam kurun dua tahun terakhir. Harga batu bara terus melemah sejak awal 2019 kemarin.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan harga batu bara di September ini mengalami tekanan dibandingkan bulan sebelumnya. Padahal HBA Agustus sempat naik tipis US$0,75/ton dibandingkan HBA pada Juli kemarin."HBA September ditetapkan US$65,79/ton," kata Agung di Jakarta, Senin .
Agung menuturkan penetapan HBA merujuk pada indeks pasar internasional. Ada 4 index yang dipakai Kementerian ESDM yakni Indonesia Coal Index , New Castle Global Coal , New Castle Export Index , dan Platts59. Adapun bobot masing-masing indeks sebesar 25 persen dalam formula HBA. Artinya pergerakan harga batu bara dipengaruhi oleh pasar internasional.
Dia mengungkapkan pergerakan harga dipengaruhi oleh tingkat permintaan dari Tiongkok. Saat ini negeri Tirai Bambu itu sedang menggenjot produksi batu bara dalam negerinya. Alhasil Pemerintah Tiongkok mengeluarkan kebijakan pembatasan impor batu bara. Hal serupa pun dilakukan oleh Pemerintah India yang meningkatkan produksi batu bara dalam negeri.
"Faktor lainnya yaitu masih berlanjutnya perang dagang antara negara Tiongkok dan Amerika Serikat serta menurunnya permintaan batu bara dari benua Eropa," ujarnya.
Alhamdulillah. Lumayan mengurangi perusakan alam.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »