, Yaqut Cholil Qoumas menilai, dari sisi istilah saja new normal itu bias kata dan bias intelektual.
Menurut dia, masih banyak orang miskin yang telantar, yatim piatu yang tidak terurus. Kesenjangan sosial juga semakin lebar."Tiba-tiba kita dihadapkan dengan new normal," urainya. "Artinya ada kendali dari pihak otoritatif yang menyatakan bahwa penambahan kasus baru itu semakin kecil. Kedua, pasien yang sembuh juga semakin banyak. Ketiga penyebaran Covid-19 ini bisa dikendalikan dengan testing, tracing dan isolasi, ini harus ada jaminan," tuturnya.
"Belum saatnya kita bicara new normal. Saya kira pemerintah harus konsentrasi pada hal yang terkait dengan kesehatan rakyatnya dulu, baru kita bicara new normal," urainya.
Getuk
cekmint_sabang Mesti belum dapat duit ini.
😁😁😁,,Moga bukan acting
Palsu ah 😂
Belom kebagian kue kayaknya nih..😆
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: okezonenews - 🏆 41. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »