REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi menyatakan, Gunung Merapi mengalami enam kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Rabu mulai pukul 00:00-24:00 WIB. Gempa guguran adalah getaran akibat bongkahan-bongkahan batuan berukuran besar terlepas dari kubah lava
Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Kamis menyebutkan, pada periode pengamatan itu juga tercatat empat kali gempa hybrid atau fase banyak, satu kali gempa tektonik. Kemudian juga terjadi dua kali gempa vulkanik dalam, dan satu kali gempa low frequency. Baca Juga Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap solfatara berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas tipis hingga sedang dengan ketinggian 25 meter di atas puncak.
Hingga saat ini, BPPTKG mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana. "BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi," kata Hanik.
Sehubungan semakin jauhnya jarak luncur awan panas guguran Merapi, BPPTKG mengimbau warga yang tinggal di kawasan alur Kali Gendol untuk waspada. Masyarakat juga diminta tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi atau kantor BPPTKG, atau melalui media sosial BPPTKG.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »