Gedung Merdeka yang menjadi saksi berlangsungnya Konferensi Asia-Afrika pada tahun 1955 di Kota Bandung, Jawa Barat, Kamis .
Di sinilah, para pemimpin negara dari dua benua ini bersatu padu untuk melawan penindasan dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi rakyatnya. Selama satu minggu penuh, 18 hingga 24 April 1955, Gedung Merdeka menjadi pusat kegiatan diplomasi dan pertukaran ide. Pada tahun 1940, dilakukan pembenahan pada gedung tersebut agar lebih menarik yaitu dengan cara merenovasi bagian sayap kiri bangunan oleh perancang A.F. Aalbers dengan gaya arsitektur International Style. Fungsi gedung ini adalah sebagai tempat rekreasi.
Soekarno menyatakan bahwa hal ini merupakan cita-cita bersama selama hampir 30 tahun untuk membangun solidaritas bangsa Asia-Afrika untuk memulai pergerakan nasional melawan penjajahan. “Masih banyak negara di dua benua ini berada di bawah penjajahan. Peserta Konferensi Asia-Afrika ada 29 negara. 23 dari Asia dan hanya ada enam negara yang merdeka di Afrika pada waktu itu,” kata Katon saat ditemui di Gedung Merdeka, Bandung, pada 17 April 2024.
Dalam kunjungannya, warga negara asal Senegal itu merasa sangat tergerak untuk mengunjungi Kota Bandung karena ayahnya adalah seorang pejuang kemerdekaan Senegal yang selalu bercerita tentang pentingnya Gedung Merdeka dalam kemerdekaan negaranya. Memasuki Museum KAA, pengunjung bagaikan diajak kembali ke masa 70 tahun silam. Di ruang Konferensi Utama, meja dan kursi para pemimpin negara masih tertata rapi, seakan-akan konferensi baru saja usai.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »