KOTA GAZA, MINGGU – Eksodus massal warga Palestina mengalir dari wilayah utara Jalur Gaza ke wilayah selatan enklave itu, Sabtu , berpacu dengan batas akhir ultimatum militer Israel. Mobil, truk, hingga gerobak, yang ditarik keledai dan berbagai alat transportasi, penuh dengan warga dan muatan memadati jalan utama keluar dari Kota Gaza.
Perserikatan Bangsa-Bangsa, sejumlah pemimpin negara, serta organisasi-organisasi kemanusiaan menentang ultimatum itu dan meminta agar dibatalkan. Namun, Israel tak menggubris. ”Kami telah melihat pergerakan warga sipil Palestina ke arah selatan,” kata Letnan Kolonel Jonathan Conricus, juru bicara militer Israel, Sabtu.
Dengan hujan bom serangan udara Israel yang tak berhenti, perjalanan eksodus itu tidak mudah. Banyak ruas jalan hancur dibom. Keterbatasan bahan bakar—salah satu dampak blokade total yang diterapkan Israel—menghantui perjalanan mereka. Kegagalan komunitas internasional menghentikan perang adalah kegagalan melindungi warga sipil tak berdosa yang tidak bisa mendapatkan tempat berlindung atau makanan.
Badan Bantuan Sosial dan Pekerja PBB , yang mengurusi masalah pengungsi Palestina, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mengosongkan sekolah-sekolah, tempat ratusan ribu orang mengungsi. Menurut jubir UNRWA, Juliette Touma, pihaknya merelokasi kantor pusat UNRWA ke Gaza selatan,
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »