“BERSIAP untuk situasi normal baru” sepertinya sedang menjadi kata-kata kunci dalam komunikasi publik pemerintah belakangan ini. Presiden Joko Widodo memang sudah memerintahkan jajarannya merencanakan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar secara bertahap jika penyebaran virus corona bisa dikendalikan pada awal Juni ini.
Protokol keselamatan dasar, seperti menjaga jarak antar-individu, selalu mencuci tangan, menggunakan masker setiap saat, dan menghindari kerumunan, tak boleh ditinggalkan meski kelak sekolah, pabrik, perkantoran, dan pusat pelayanan publik kembali dibuka. Gaya hidup kita, dari kebiasaan bepergian dan menjaga kebersihan, pola konsumsi, hingga berbagai norma pergaulan sosial, harus ditinjau ulang.
Kepastian bahwa kurva epidemiologi Covid-19 sudah melandai hanya bisa diperoleh jika pelaksanaan tes virus corona dengan metode yang akurat, seperti polymerase chain reaction , sudah memadai. Tanpa tes yang masif di zona-zona rawan penularan, mustahil mengambil keputusan yang kredibel dan akuntabel tentang pelonggaran PSBB.
Pelonggaran PSBB yang dipaksakan akan berujung pada kerugian publik, baik pada aspek ekonomi maupun kesehatan. Sejak pemerintah melontarkan wacana tentang situasi normal baru, aktivitas masyarakat di berbagai daerah perlahan mulai kembali ramai. Ini sungguh berbahaya. Tanpa data penularan yang lengkap, ledakan pasien baru bisa terjadi setiap saat.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »