Desember lalu, Herman, nelayan dari Lubuk Lumbang, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau , memutuskan untuk tidak berlayar. Herman tidak sendiri, nelayan-nelayan lainnya yang berada dimelakukan hal serupa. Alasannya bukan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan menangkap ikan di laut, tetapi karena perairan Natuna makin banyak didatangi kapal ikan asing, khususnya dari Negeri Tirai Bambu.
Konflik di perairan Natuna kembali menjadi sorotan publik setelah kapal-kapal nelayan dari Tiongkok masuk ke wilayah kedaulatan Indonesia. Bukan hanya masuk, tetapi juga menangkap ikan secara ilegal dengan perlindungan kapal penjaga alias coast guard. Belum lagi kapal-kapal ilegal itu menangkap ikan menggunakan alat tangkap jenis trawl, alat tangkap ikan yang haram hukumnya digunakan di Indonesia.
Merespons klaim sepihak dari Pemerintah Tiongkok tersebut, Selasa pekan lalu, Presiden Joko Widodo menyempatkan hadir ke Natuna menjumpai para nelayan. Kehadiran kepala negara ini bertujuan untuk menegaskan kembali bahwa perairan Natuna merupakan bagian dari wilayah kedaulatan Indonesia. Oleh karena itu, negara akan selalu hadir untuk menjaga dan melindungi wilayah kedaulatan NKRI.
Ketidakmampuan ini seolah memberi kesempatan bagi nelayan-nelayan asing untuk menggarap perairan Natuna yang kaya akan sumber daya perikanannya. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Bidang Kelautan dan Perikanan Yugi Prayanto mengatakan Natuna memang jadi rebutan banyak negara lantaran kaya akan sumber daya ikan. Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan , perairan Natuna setiap tahunnya memiliki potensi ikan pelagis mencapai 327.976 ton, ikan demersal 159.700 ton, cumi-cumi 23.
Demi memaksimalkan sumber daya perikanan di perairan Natuna, pemerintah melalui KKP pada Oktober 2019 lalu telah meresmikan berdirinya Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu Natuna. Pusat ekonomi untuk sektor kelautan dan perikanan yang dibangun di Selat Lampa, Kabupaten Natuna, ini sejatinya sudah beroperasi sejak 2018. Lokasi SKPT Natuna secara geografis sangat strategis, yakni berhadapan langsung dengan Laut Natuna Utara yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Kehadiran SKPT Natuna dirasakan betul manfaatnya oleh masyarakat di Natuna. Menurut Bupati Natuna Hamid Rizal, hadirnya SKPT ini telah memberi kontribusi terhadap peningkatan pertumbuhan ekonomi. Buktinya, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Natuna melejit dari 3,5% pada 2016 menjadi 5,8% pada 2018.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »