Derita Anak-anak Yaman Akibat Perang Tak Berkesudahan

  • 📰 tempodotco
  • ⏱ Reading Time:
  • 76 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 34%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Setelah berlangsung lebih dari lima tahun, belum juga ada tanda-tanda perang di Yaman akan segera berakhir. Dua juta anak di bawah usia lima tahun menderita kekurangan gizi, hampir 3.500 anak-anak diculik dan dipaksa berperang. Baca selengkapnya.

MOHAMMED Moharram Sa'ad al-Oshari bersama istri dan dua anaknya semula tinggal di kamp pengungsian di Provinsi Al-Jawf, sekitar 190 kilometer dari Sana'a, ibu kota Yaman. Saat daerah itu menjadi medan perang barisan pemberontak Houthi melawan pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi, mereka pindah ke kamp di selatannya, di Provinsi Marib. Seperti banyak pengungsi lain, mereka hidup dari bantuan makanan melalui Program Pangan Dunia .

Perang Yaman bermula pada 2014, saat pemberontak Houthi, kelompok Syiah yang didukung Iran, menyerbu Sana'a dan sebagian besar daerah di Yaman utara. Serangan ini memaksa pemerintah Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi lari ke pengasingan. Koalisi pimpinan Saudi yang didukung Amerika Serikat mengerahkan militer pada tahun berikutnya untuk memulihkan pemerintahan Hadi.

Bukan hanya Houthi yang harus ditangani koalisi pimpinan Saudi, tapi juga Dewan Transisi Selatan yang didukung Uni Emirat Arab. Akhir Juni lalu, koalisi Saudi menyatakan setuju melakukan gencatan senjata dengan Dewan Transisi. Yaman Selatan merupakan negara yang merdeka pada 1967 hingga bersatu dengan Yaman Utara pada 1990. Dewan Transisi berharap bisa mengembalikan Yaman Selatan seperti kondisi sebelumnya.

"Menurut proyeksi terbaru oleh Johns Hopkins University, yang diterbitkan di jurnal Lancet Global Health, ada tambahan 6.600 anak berusia di bawah lima tahun yang bisa meninggal akibat pemicu yang sebenarnya dapat dicegah pada akhir tahun, alias ada peningkatan 28 persen. Itu fakta yang menyedihkan," kata Bismarck Swangin.

Ali menghabiskan enam bulan bersama pasukan yang didukung koalisi Saudi sampai akhirnya dia dijebloskan ke penjara di Sana'a sebelum dikirim ke pusat penampungan sementara. Sebagai bagian dari upaya mengakhiri perekrutan anak-anak, Ali ditampung di pusat perawatan sementara yang didukung UNICEF. Dia lantas menerima perawatan psikologis dan kembali bersekolah.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.

😭😭

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 12. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Ada Aksi Tolak RUU HIP di Tugu Kujang Bogor, Mayoritas Demonstran Tak Pakai MaskerMassa yang berkumpul kebanyakan tak mengenakan masker. Bahkan terlihat sejumlah anak-anak yang ikut melakukan aksi di sana.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

FOTO: Keceriaan Anak-Anak Berenang di Derasnya Sungai CiliwungMinimnya lahan bermain menyebabkan anak-anak berenang di aliran Sungai Ciliwung yang dapat membahayakan keselamatan mereka.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »

RSD Wisma Atlet Rawat 622 Pasien Covid-19 |Republika OnlineRSD Wisma Atlet tidak akan menerima pasien anak-anak.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

7 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh Selama Covid-19''Keselamatan dan kesehatan anak-anak adalah yang paling utama,' kata Reisa.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

Lego Bantu Anak Fokus, Konsentrasi Hingga Percaya DiriMainan Lego yang tampak sederhana ini memiliki segudang manfaat untuk melatih kemampuan anak-anak
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »