bisa didaur ulang. Biayanya dapat ditutupi apabila semua limbah baterai di Jepang dikumpulkan dan diproses," kata Yoshino.akan meningkatkan komoditas dari tembaga menjadi nikel dan kobal. Sementara itu ada perlu diperhatikan juga bahwa pekerja di tambang tak dapat menyediakan bahan mentah secepat itu sehingga akan menghambat ketersediannya.
Yoshino juga menambahkan, misi selanjutnya untuk industri adalah meningkatkan kemampuan dari energi surya dan angin yang bisa disimpan pada baterai. Setelah tahun 2025, Yoshino memprediksi penjualan mobil listrik akan mencapai 15 persen dari total penjualan mobil secara keseluruhan. Industri otomotif tampaknya juga akan mengarahkan elektrifikasi pada car-sharing dan mobil otonom.
"Gaya ideal untuk masa depan adalah orang-orang tidak lagi memiliki mobil dan mobil otonom hadir ketika siapapun membutuhkan layanannya," ujar Yoshino.Yoshino baru saja menyelesaikan penelitian yang memastikan stabilitas dari reaksi zat kimia di baterai lithium. Pada saat pertama kali ditemukan, duluna lithium sangat rentan mengalami kebakaran. Kini litium telah memberikan revolusi kebutuhan energi mulai dari telepon genggam hingga kendaraan.
Saat ini belum banyak industri yang mampu menangani dan mengolah kembali limbah baterai litium mobil listrik. Biasanya setelah kemampuannya tak lagi maksimal di mobil, sisa baterai litium akan digunakan sebagai penyimpanan daya kebutuhan rumah tangga.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »