Yogyakarta kehilangan guru besar di bidang politik. Cornelis Lay meninggalkan banyak rekaman terutama bagai gerakan mahasiswa sejak Orde Baru hingga tumbangnya rezim yang sudah 32 tahun berkuasa tersebutFisipol UGM ini adalah sosok guru dan kolega yang bersahaja. Sejak dirinya menjadi aktivis gerakan mahasiswa, Cony memberikandata, membuka jaringan, bahkan mau memberikan uang pada para aktivis mahasiswa yang mengalami kesulitan.
"Setelah saya jadi dosen beliau juga menjadi kolega yang mau diajak berdiskusi tentang situasi politik terkini dengan bumbu-bumbu humor. Perjuangannya luar biasa," ungkapnya kepada SindoNews Rabu .Ari pun menyatakan banyak gagasan cerdas yang diberikan seorang Cornelis Lay. Komitmen pada nasionalisme serta kemanusiaan menjadi hal yang krusial dan penting untuk arah bangsa.
Bahkan di saat sakit, Cony masih sangat produktif hingga gelar profesor diraih dalam keadaan sakit."Semoga warisan pemikiran dan karya akademik dan sosial bermakna buat generasi berikutnya. Semoga damai di sisi-Nya," ucapnya. Sementara itu Analis Politik Indo Strategy Arif Nurul Imam mengungkapkan Cornelis Lay merupakan intelektual yang menjadi salah satu rujukan dalam khasanah diskursus sosial politik. Pikiran dan tindakannya banyak memberi kontribusi dalam penguatan demokrasi.
"Salah satu tesisnya , tentang intelektual jalan ketiga saya kira menjadi model baru bagaimana para intelektual memposisikan dihadapan kekuasaan," ungkapnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »