"Karakax List", demikian sebutan Dr Zenz untuk dokumen tersebut, merangkum cara pandang pemerintah China terhadap hampir semua ekspresi keyakinan beragama sebagai tanda ketidaksetiaan.
"Karakax List" tampaknya menjadi bukti substansial bagaimana informasi terperinci ini digunakan untuk menjaring orang-orang Uighur ke dalam kamp-kamp. Bahkan, judul dokumen memperjelas bahwa semua individu utama yang terdaftar punya kerabat yang tinggal di luar negeri—sebuah kategori yang sejak lama dianggap sebagai indikator kunci mengenai potensi ketidaksetiaan sehingga hampir pasti yang bersangkutan dimasukkan ke kamp.
Informasi yang dihimpun oleh tim-tim desa juga dikirim ke sistem data Xinjiang, yaitu Integrated Joint Operations Platform . Dr Zenz menilai konsep itu adalah bukti bahwa sistem tersebut dirancang bukan terhadap mereka yang telah melakukan kejahatan, melainkan untuk seluruh lapisan masyarakat yang dipandang berpotensi mencurigakan.
China sejak lama menyebut tindakan-tindakannya di Xinjiang sebagai bagian dari tanggapan darurat atas ancaman ekstremisme dan terorisme. Diperkirakan dokumen ini diloloskan dari Xinjiang sebelum akhir Juni 2019, bersama dengan berkas-berkas sensitif lainnya. Sebagaimana halnya dengan semua orang Uighur di luar negeri, Abdulaheb hilang kontak dengan keluarganya di Xinjiang sejak kebijakan penahanan dimulai.
Hampir 90% dari 311 individu utama di dalam Karakax List disebut sudah dilepaskan atau akan dilepaskan setelah setahun penuh di kamp-kamp.
China mmg keras kok sm semua kepercayaan.bkn cm 1 aje.jd kgk ushlah main playing victim seakan2 cm 1 aje yg ditekan sm china
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »