REPUBLIKA.CO.ID, Pesantren bagi KH M Cholil Nafis adalah hal yang tak terpisahkan dalam sejarah perjalanan hidupnya. Dalam catatan sederhana ini, Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia ini membeberkan perjalanannya menghidupkan dan mengembangkan Pesantren Cendekia Amanah, Jl Kalimulya Cilodong, Depok. “Saat kecil dulu, saya sebenarnya sangat ingin bersekolah di SD, SMP dan SMA. Seperti orang-orang kota yang berangkat ke sekolah dengan pakaian rapi.
Di pesantren tempat saya belajar memiliki sistem pendidikan yang agak unik. Masa belajarnya dianggap tamat mana kala telah sampai kelas dua Tsanawiyah. Tamat belajarnya ditandai dengan perayaan festival naik kuda. Sangat mengesankan dalam kehidupan saya. Sayang sekali, ijazah yang dikeluarkan tidak diakui oleh pemerintah. Maklum lah perhatian pemerintah zaman itu tidak sebesar seperti sekarang.
Lumayan, pikir saya saat itu, bisa sekolah di pesantren modern yang berada di Ibu kota. Namun lagi-lagi keinginan itu hanya impian. Masalahnya masih tetap sama karena alasan ekonomi. Pada saat yang sama, abah saya jatuh sakit setelah pulang melaksanakan ibadah haji yang tak kunjung sembuh.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »