Cek Fakta: Tidak Benar Penyuntikan Vaksin Covid-19 Jokowi Gagal dan Harus Diulang

  • 📰 liputan6dotcom
  • ⏱ Reading Time:
  • 74 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 33%
  • Publisher: 83%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Beredar klaim soal vaksinasi yang dilakukan Presiden Jokowi gagal dan harus diulang. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Klaim soal penyuntikan vaksin yang dilakukan Presiden Jokowi gagal dan harus diulang beredar di media sosial. Klaim tersebut viral lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp sejak 14 Januari 2021.*VAKSINASI PRESIDEN HARUS DIULANG DAN HATI-HATI DENGAN VAKSINASI*Yth : Presiden Republik IndonesiaHari ini, saya melihat anda divaksinasi.

Satu orang lagi, yang saya lihat menjalani vaksinasi adalah Raffi Ahmad. Penyuntikkan dengan sudut 90 derajat sudah benar. Dan vaksin dalam spuit telah habis dikeluarkan semuanya. Tetapi karena yang digunakan spuit 1cc, maka sudah pasti spuit tersebut tidak dapat menembus otot Raffi Ahmad. Atau Raffi Ahmad pun harus mengulang vaksinasi COVID-19 seperti juga anda.Dengan dasar apa yang dituliskan diatas, wajib bagi anda untuk secepatnya divaksin lagi.

Demikian surat saya. Bila surat ini penting menurut anda, maka silakan menyebarluaskannya pada bawahan anda dan seluruh rakyat Indonesia. Termasuk juga MUI. Fatwa haram, wajib, atau makruh, tentang vaksinasi COVID-19 beserta booster-boosternya harus dikatakan juga. Bukan hanya halal dan suci saja.Benarkah vaksinasi yang dilakukan Presiden Jokowi gagal dan harus diulang? Berikut penelusurannya.Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

"Jawabannya tidak benar. Sebab, menyuntik itu tidak harus selalu tegak lurus dengan cara intramuskular. Itu pemahaman lama alias usang dan jelas sekali kepustakaannya. Bisa Anda lihat di penelitian berjudul 'Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 Derajat'. Penelitian itu ditulis oleh DL Katsma dan R Katsma, yang diterbitkan di National Library of Medicine pada edisi Januari-Februari 2000.

Zubairi menjawab,"Kan tidak terbukti di uji klinik satu, dua dan tiga bahwa ADE itu terjadi pada vaksin Sinovac."

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 4. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.