Keheningan, seperti Tuhan, tak menjawab, hanya terasa hadir, di atas lembah air panas Pegunungan Unzen, ketika orang-orang Nasrani disiksa di hari yang sangat dingin di bulan Desember 1629.Salah satu saksinya adalah Cristóvão Ferreira, pastor Jesuit asal Portugal yang hidup di Jepang sejak 1609 sampai zaman agama Kristen yang mula-mula dibiarkan masuk kemudian disingkirkan dengan drastis.
Tuhan yang membisu tampaknya sebuah masalah sentral dalam novel Endō; Tuhan yang tak jelas niat-Nya dan sikap-Nya, paling tidak bagi dua padri Jesuit yang menyaksikan bagaimana orang-orang yang begitu meyakini Yesus—kebanyakan petani, melarat, dan tak berdaya—disiksa habis-habisan. Sebastian Rodriguez, rohaniwan yang lebih muda, semula tak percaya perubahan radikal Ferreira, padri tauladan hidupnya. Ia bertekad menyusulnya ke Jepang. Dengan susah payah, ia hidup di tengah kaum Kakure Kirishitan yang dikejar-kejar—sampai akhirnya Ferreira muncul. Padri Portugis ini sudah memakai nama Jepang, Sawano Chūan, dan menyatakan diri menjadi anggota satu sekte Buddhisme Zen; Sebastian menelan pengkhianatan itu dengan pedih.
Dengan itu Sebastian dipaksa memilih: ia menginjak gambar Kristus, dalam “upacara” yang disebut fumie, atau para petani itu akan terus digantung sungsang ke dalam lubang, dengan darah menetes terus dari kuping, melalui hidung dan mulut mereka. Sampai mati.
gm_gm *TUHAN JIKA TIDAK SOMBONG, BERADA DIATAS LANGIT, BUKAN SEJAJAR MANUSIA DIBUMI, MAKA SUDAH LAMA BISA TERJADI TUHAN 'DIINJAK' MANUSIA! SOMBONG BAGI SAYA ADALAH MENJUNJUNG TINGGI KELAS TERTINGGI DI SEGALA ASPEK TERUTAMA NAMA BAIK!
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »