Sampah makanan bukan persoalan enteng. Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Novrizal Tahar menegaskan dengan komposisi sampah makanan 41,7 persen dari total sampah yang dihasilkan atau sekitar 30 juta ton per tahun, Indonesia termasuk negara penghasil sampah makanan terbesar di dunia.
'Kalau buka puasa, siapkan takjilnya, kolaknya, minumannya, kolang-kalingnya, sampai makanan berat. Yang disiapkan bisa sepuluh menu, misalnya, tapi begitu menu ketiga sudah kenyang... Akhirnya, tujuh menu sisanya yang enggak kemakan, kebuang,' tuturnya. Tumpukan itu pada akhirnya menghasilkan gas metana. '1 ton gas metan itu setara dengan 28 ton gas CO2. Ini bukan persoalan ringan karena gas metan menghasilkan emisi gas rumah kaca 28 kali lipat dari gas CO2, yang sebabkan perubahan iklim,' ujar Novrizal.
Di sisi lain, ia menyadari sebagian pihak, khususnya generasi milenial dan Gen Z, yang mulai bergerak mencari solusi. Salah satu indikasinya adalah berkembangnya social ecopreneur, seperti Surplus. Mereka berangkat dari idealisme dan memanfaatkan teknologi untuk mencegah makanan terbuang percuma. 'Kalau enggak bisa diolah dengan teknologi, bisa mereduksinya dengan black soldier fly atau komposting. Mari dorong bersama-sama agar semakin banyak generasi milenial yang punya solusi,' ucapnya.Sampah Organik Tidak Boleh Masuk TPADalam kesempatan terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya KLHK Rosa Vivien Ratnawati menyatakan bahwa pemerintah tak akan lagi membangun tempat pembuangan akhir sampah baru pada 2030.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: TabloidBintang - 🏆 17. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: VIVAcoid - 🏆 3. / 90 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: tvOneNews - 🏆 1. / 99 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »