dilakukan dengan melihat fisik sapi, seperti mulut berbusa atau tidak dan ada pembengkakan pada kuku sapi atau tidak. Pemeriksaan melibatkan paramedis dan petugas medis veteriner dari Dinas Peternakan dan Perikanan Sragen. Sebagai informasi, populasi sapi saat hari pasaran Pahing di Pasar Nglangon mencapai 600 ekor dan kambing mencapai 100-an ekor.“Ya, kami bersama forkompimda mengecek sapi di Pasar Nglangon. Kami mengecek sapi dari luar daerah yang masuk Sragen.
“Sapi yang terjangkit PMK jangan dipotong meskipun tidak berbahaya bagi manusia. Kalau pun dikonsumsi hanya dagingnya, jangan mengonsumsi jerohan, lidah, dan kaki. Jadi jangan makan tengkleng dulu,” ujar Yuni.suspect. Dia mengatakan ada enam ekor sapi yang diambil sampel untuk diperiksa di laboratorium Balai Besar Veteriner Wates, Yogyakarta, tapi sampai sekarang belum turun. “Jadi hasil diagnosanya masih menunggu hasil laboratoriun,” jelasnya., Sabtu, di Pasar Hewan Nglangon, Sragen, mengatakan populasi sapi di Pasar Hewan Nglangon mencapai 600 ekor sapi dan 100-an ekor kambing. Dia menerangkan pemeriksaan hewan dilakukan pada hewan yang baru datang untuk mencegah peredaran PMK.
“Selama pemeriksaan belum ditemukan indikasi PMK. Penularan PMK itu cepat sekali dan Sragen menjadi pintu masuk sapi dari Jawa Timur yang sudah terjangkit kasus PMK. Cepat atau lambat mungkin muncul juga kasus itu. Pemeriksaan hewan itu hanya di satu titik di Banaran, Sambungmacan. Tapi kami tidak bisa mendeteksi sapi yang keluar masuk Sragen lewat jalur alternatif,” ujarnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: voaindonesia - 🏆 15. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: cnbcindonesia - 🏆 7. / 74 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »