KEPALA Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko mengungkapkan dari total 2.924 rumah sakit di Indonesia, hanya 4,1% yang memiliki fasilitas pengolahan limbah medis.
Menurutnya, kondisi tersebut sangat mengkhawatirkan. Sebab, sampah peralatan medis mengalami lonjakan signifikan di masa pandemi covid-19. Berkaca dari hal itu, Handoko mendorong fasilitas kesehatan di Tanah Air untuk menggunakan teknologi yang dikembangkan BRIN. Dalma hal ini, untuk mengolah limbah medis hasil operasional. “Ada beberapa teknologi yang sudah terbukti untuk membantu peningkatan jumlah kapasitas pengolahan limbah secara signifikan,” ujar Handoko seusai mengikuti rapat terbatas, Rabu .
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa teknologi pengolahan limbah BRIN berukuran kecil. Sehingga, mudah dipindahkan untuk menjangkau daerah terpencil. Hal itu juga membuat biaya perawatan menjadi lebih murah.Di beberapa negara, kata Handoko, sudah menggunakan teknologi daur ulang limbah medis yang bisa menghasilkan nilai ekonomi. Seperti, alat penghancur jarum suntik yang menghasilkan residu berupa stainless steel murni.
Kemudian, mesin daur ulang APD dan masker yang dapat menghasilkan propilen murni dengan nilai ekonomi cukup tinggi. "Jika bisa dikembangkan, ini akan meningkatkan motivasi untuk mengelola limbah. Bisa meningkatkan kepatuhan, hingga berpotensi menjadi lahan bisnis baru," tandasnya.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »