Liputan6.com, Jakarta - Kita hidup di zaman pemain subur. Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi menahbiskan diri sebagai dewa dengan catatan produktivitas masing-masing untuk memperbarui berbagai rekor dalam satu dekade terakhir.
Namun, ada satu nama lain yang kerap dilupakan. Padahal dia melakukannya baru tiga dekade lalu dan memiliki banyak kualitas sebagai pencetak gol produktif di era modern. Hasilnya, Sanchez membantu Atletico menembus empat besar Liga Spanyol di tiga kampanye berikutnya. Dia juga memenangkan gelar El Pichichi di musim terakhir dan memenangkan Copa del Rey untuk membantu Atletico mengakhiri paceklik gelar selama delapan tahun.
Torehan musim 1989/1990 merupakan rekor. Dia membantu Madrid menjadi klub kedua yang melampaui 100 gol dalam semusim dan mencetak gol terbanyak yakni 107 kali. Dengan 38 gol, Sanchez juga menyamai torehan Telmo Zarra dan membantunya memenangkan El Pichichi kelima. Angka itu juga berbuah trofi Sepatu Emas Eropa, penghargaan pertama sepanjang sejarah bagi pemain berbasis La Liga.
Ketika pemain berbasis Spanyol jarang mencapai 30 gol dalam semusim, Sanchez melakukannya dua kali. Hanya lima pemain La Liga yang pernah mencetak minimal 30 gol sejak Sanchez menorehkannya pada 1989/1990. Dan butuh lebih dari dua dekade berselang sebelum seseorang melampauinya, ketika Cristiano Ronaldo membukukan 40 gol pada 2011/2012.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: BBCIndonesia - 🏆 42. / 50 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »