BMKG menyebut, kondisi ini terjadi lantaran munculnya daerah perlambatan dan kecepatan angin yang terpantau memanjang dari Samudra Hindia barat ke Sumatera Barat hingga barat Aceh, dan dari Selat Malaka hingga Laut Andaman.
Selain itu, daerah konvergensi tersebut juga terdeteksi menanjang di Laut Natuna hingga Laut Cina Selatan, Laut Seram hingga Teluk Bone, Laut Arafuru hingga Papua Pegunungan, Papua Barat hingga Perairan utara Jayapura, Samudra Pasifik utara Papua Barat hingga Papua."Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah sirkulasi siklonik dan di sepanjang daerah konvergensi atau konfluensi tersebut," tulis BMKG dalam keterangan resminya, Jumat .
Disebutkan pula, peningkatan kecepatan angin hingga mencapai lebih dari 25 knot dan terpantau di Laut Arafuru. Kondisi ini mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut. Kemudian, terpantau labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, beberapa wilayah Kalimantan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku Utara, dan beberapa wilayah Papua.
Proses tersebut terbentuk lantaran gerakan udara secara vertikal, sehingga udara di atas yang belum panas berubah menjadi panas karena pengaruh udara di bawahnya yang sudah panas.
Angin Kencang Cuaca Ekstrem Hujan Lebat Wilayah Berpotensi Hujan Lebat Wilayah Yang Berpotensi Hujan Lebat Petir Dan Angin Kencang BMKG Indonesia Wilayah Yang Berpotensi Hujan Lebat Dan Angin Ken Wilayah Yang Berpotensi Hujan Lebat Dan Angin Ken
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: KompasTV - 🏆 22. / 63 Baca lebih lajut »