REPUBLIKA.CO.ID, KABANJAHE -- Sejak awal pekan ini para donatur bersama BMH memulai kembali pengeboran sumur di Lingkungan 1, Desa Gundaling, Kecamatan Brastagi, Kabupaten Tanah Karo. Tepatnya di lokasi tanah wakaf Pesantren Tahfidz Hidayatullah Karo. Hal ini dilakukan lantaran santri dan warga kerap mengeluh minimnya air yang dapat digunakan untuk bersuci, mandi dan konsumsi, karena hanya mengandalkan air hujan.
"Selama ini hanya mengandalkan air hujan dan bila habis kami harus membeli air. Perhari dibutuhkan air sekitar 1 ton air untuk 27 santri," cerita pengasuh pondok pesantren, Ustadz Habib seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id. Sumur yang membutuhkan biaya sekitar Rp 60 jutaan ini ditargetkan bisa mencapai kedalaman 150 meter. Insya Allah airnya tidak hanya digunakan untuk keperluan santri di pondok, tapi juga kebutuhan warga sekitar.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: soloposdotcom - 🏆 33. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detiksport - 🏆 24. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »