DULU masyarakat pernah risau akan bahaya televisi terhadap proses perkembangan anak. Tayangannya dinilai memberikan acuan perilaku yang kurang patut ditiru anak. Berikutnya, giliran gim elektronik di pusat-pusat hiburan yang menjadi sasaran kegelisahan masyarakat.
Riset lainnya yang menambah kekhawatiran publik ialah hasil survei iPass bahwa 11% responden masih mencuri-curi kesempatan untuk melihat gawai mereka saat acara pemakaman dan 7% responden melakukan hal serupa ketika mereka sedang bercinta. Keberadaan gawai bahkan seolah mematahkan teori hierarki kebutuhan dari Abraham Maslow, bahwa sekarang kebutuhan yang berada pada lapisan paling dasar piramida tak lain ialah justru gawai, paket data, dan pasokan baterai.
Bentuk kreativitas merentang, dari bentuk prakarya fisik hingga kemampuan menemukan berbagai opsi pemecahan masalah sehari-hari. Itu sebabnya bila anak mengalami peningkatan kreativitas dan itu hasil dari stimulasi gawai, gawai justru tidak tepat disalahkan atau dimusuhi. Tinggal bagaimana para pendidik sanggup menyediakan ruang bagi anak mengekspresikan kreativitasnya itu.
Ketiga, gawai memang merupakan alat komunikasi. Namun, komunikasi berbasis gawai tidak sepatutnya mengorbankan keterampilan berkomunikasi tatap muka secara fisik. Itu artinya, keterampilan sosial anak penting untuk terus diasah. Anak-anak perlu mempunyai teman di alam nyata, di samping juga membangun perkawanan di alam maya. Kekuatan komunikasi akan semakin memperkuat, memperluas, dan sekaligus melengkapi relasi anak.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »