JAKARTA – Harga minyak mentah dunia di pasar global jatuh ke titik terendah dalam sejarah, akibat dampak wabah Coronavirus Disease 2019 . Kontrak berjangka perdagangan minyak West Texas Intermediate, kemarin, jeblok hingga minus US$ 37,6 per barel untuk pengiriman Mei mendatang. Adapun minyak mentah Brent diperdagangkan pada kisaran US$ 18-25 per barel.
Komoditas minyak yang merupakan industri ekstraktif bakal mengurangi komponen pundi-pundi penerimaan perpajakan dan bukan pajak. PT Pertamina sebagai salah satu perusahaan negara yang bergerak di bisnis migas bakal terkena imbas. Setoran deviden kepada kas negara diperkirakan bakal berkurang drastis akibat lesunya bisnis migas.
Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah bakal terus memantau fluktuasi harga minyak dengan saksama. Dia membenarkan bahwa harga minyak bakal berdampak negatif terhadap program pemerintah seperti penerapan B30."Terjadi hal luar biasa. Tapi perlu kami ingatkan harga minyak yang jadi acuan pemerintah adalah Brent," kata dia.
Askolani mengatakan masih ada celah penambahan pundi-pundi dari lemahnya konsumsi bahan bakar, khususnya bahan bakar minyak bersubsidi yang dipatok 15,87 juta kiloliter tahun ini. Melansir data PT Pertamina , selama masa krisis Covid-19 sejak Maret lalu, konsumsi bahan bakar minyak termasuk jenis tertentu yang disubsidi turun hingga 50 persen. Adapun hingga Maret 2020, realisasi ICP ada di kisaran US$ 52,1 barel.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: korantempo - 🏆 38. / 51 Baca lebih lajut »