TEMPO.CO, Jakarta - Defisit neraca perdagangan tahun lalu lebih rendah ketimbang tahun 2018. Badan Pusat Statistik mencatat defisit neraca perdagangan sepanjang 2019 sebesar US$ 3,19 miliar, turun dari periode yang sama 2018 sebesar US$ 8,69 miliar. Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo optimistis dengan capaian tersebut membawa indikator positif terhadap neraca perdagangan tahun ini.'Neraca perdagangan tahun ini diperkirakan lebih baik dibandingkan tahun lalu.
Tak hanya itu, pemerintah juga berupaya mengurangi ketergantungan impor lewat beberapa strategi. Susiwijono mengatakan pengembangan usaha dan riset energi hijau serta katalis diharapkan juga mampu mengurangi ketergantungan impor. Menurut dia, Pertamina saat ini sedang mengembangkan greenfuel yang berbasis minyak sawit di beberapa kilang pertamina terutama di Pulau Plaju, Sumatera Selatan.
Ngibul terussszz
Kalau lihat dilapangan, kondisi makro ekonomi Indonesia morat marit, sbg indikator fasilitas umum Rakyat semangkin mahal, LPG 3kg sesuai harga pasar internasional, jg listrik, tol, bpjs dll..jokowi memang hebat menyengsarakan rakyat..
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »