Belum lama ini, gelombang serangan terhadap komunitasnya, yang sebagian besar beretnik Syiah Hazara, telah menewaskan adik laki-lakinya. Kini, ia ketakutan setiap pergi keluar rumah.
Setelah kejadian tersebut, beberapa warga Hazara seperti Lali memutuskan untuk tidak beribadah ke masjid untuk sementara waktu.“Adik laki-laki saya tewas dalam serangan bunuh diri yang dilakukan ISIS di bandara. Umurnya 23 tahun. Hampir 43 hari telah berlalu sejak serangan itu terjadi, akan tetapi hati kami masih terluka dan masih ada rasa duka di rumah kami. Kami bahkan tidak bisa memajang foto adik kami di dinding.
Hussain Rahimi , warga etnik Hazara, mengatakan setiap kali ia berangkat ke masjid untuk beribadah, ia selalu membaca kalimat syahadat, karena tak tahu apakah ia akan selamat pulang ke rumah. Personel keamanan Afghanistan memeriksa lokasi ledakan bom di Kabul, Afghanistan, Kamis, 3 Juni 2021. Di bawah pemerintahan sebelumnya, warga Syiah ditawari sejumlah persenjataan dan pelatihan dasar agar dapat melindungi masjid-masjid mereka. Akan tetapi, Taliban telah mencabut sebagian pesar penawaran tersebut, sehingga membuat mereka merasa lebih rentan.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: Beritasatu - 🏆 26. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »