jpnn.com, MURATARA - Veka dan Riski angkat bicara terkait kasus pembunuhan ayah kandung mereka, Ardeni, yang tewas bersimbah darah dengan leher nyaris putus di depan pintu rumah mereka. Mereka mengaku masih trauma atas kejadian mengerikan itu. Selama dua hari terakhir keluarga mereka tidak bisa tidur.Baca Juga: “Emosi, sedih, menyesal, bercampur semua. Dua hari ini kami tidak bisa tidur. Bapak meninggal tidak wajar, pelakunya masih keluarga,” ungkapnya.
Di hari pertama, Veka mengaku tekanan emosional yang mereka rasakan sekeluarga sangat hebat, karena di hari pertama belum mengetahui siapa pelaku pembunuh bapaknya. Namun di hari kedua, setelah mendapat informasi pelaku pembunuhan itu, mereka satu keluarga menjadi semakin depresi.Baca Juga: “Pelakunya paman aku, memang ada masalah lama soal batas tanah. Tetapi tidak menyangka kejadian sampai begini. Tidak ada firasat selama ini, bahkan hubungan kami baik-baik saja sebelum kejadian,” bebernya.