Asal-usul Limbah Nuklir Sesium-137 di Perumahan Serpong

  • 📰 temponewsroom
  • ⏱ Reading Time:
  • 56 sec. here
  • 2 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 26%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Radioaktif di Sebelah Lapangan Badminton

SETELAH setahun lebih tak terpakai, mobil pendeteksi zat radioaktif itu kembali beroperasi pada Jumat, 31 Januari lalu. Pegawai Badan Pengawas Tenaga Nuklir membawa mobil itu berkeliling ke sejumlah lokasi, seperti Jalan Tomang, lalu ke sekitar kantor Badan Tenaga Nuklir Nasional di Pamulang dan Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Pegawai Bapeten kemudian turun dari mobil dan menyisir kawasan itu. Mereka juga menyigi lapangan badminton di sebelah tanah kosong. Di dekat sebuah pohon di tanah kosong itu, mereka menemukan hotspot sesium-137. “Saat penemuan itu tingkat radiasinya mencapai 200 mikrosievert per jam,” ujar Jazi. Jazi menyebutkan sesium-137 yang ditemukan berbentuk serbuk kristal. Serbuk-serbuk itu tersebar di lima titik di atas dan dalam tanah. Jarak antartitik hanya beberapa sentimeter. Ada serpihan benda lain, yang masih diidentifikasi, di dekat serbuk itu. Petugas Bapeten juga menemukan botol berwarna bening di dekat serbuk Cs-137.

Peralatan yang mengandung sesium-137 di Indonesia saat ini berjumlah 2.663 unit. Jika memasuki masa habis pakai, peralatan itu wajib diserahkan ke Batan untuk dikelola lagi atau dimusnahkan dengan tarif hingga jutaan rupiah. Dua narasumber meyakini unsur yang ditemukan di Perumahan Batan berasal dari penyimpangan pengelolaan Cs-137 sisa industri. “Besi dan timbel pembungkus Cs-137 bisa dijual lagi ke tukang loak dengan harga tinggi,” ujar salah seorang narasumber.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.
Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 13. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Lambannya Bapeten dan Batan Menangani Limbah Nuklir Sesium-137 di SerpongBadan Pengawas Tenaga Nuklir mengisolasi dan membuang tanah yang terpapar radiasi setelah dua pekan menemukan sesium-137. Sempat merencanakan penanganan limbah itu secara diam-diam. Ada yg di tutup2 i kayaknya sih.
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »

Wawancara Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto Soal Limbah Nuklir di SerpongKepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Jazi Eko Istiyanto menjelaskan kronologi penemuan limbah sesium-137 di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang, Banten. Ia menganggap temuan ini adalah prestasi Bapeten. Kalo ketelatan mungkin saja Jangan terbiasa dengan jawaban pemimpin selama ini. Yang pasti BATAN kecolongan hingga lepas kontrol ada seseorang menyimpan BAHAN RADIOAKTIF di pemukiman penduduk
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »

Keselamatan Reaktor Nuklir Batan Berstandar InternasionalBatan yakinkan mengadopsi standar internasional untuk keamanan reaktor nuklir. bocor alus......
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

Sebelum Indonesia Memiliki Pembangkit Tenaga NuklirBocornya limbah nuklir ke perumahan harus jadi pelajaran sebelum bicara PLTN.
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »

BATAN:Sistem keselamatan reaktor nuklir BATAN berstandar internasionalpeneliti Senior BATAN Geni Rina Sunaryo menuturkan penerapan sistem keselamatan nuklir, paling tidak setahun sekali, dilaporkan ke Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) dalam suatu forum. BATAN
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »

Lambannya Bapeten dan Batan Menangani Limbah Nuklir Sesium-137 di SerpongBadan Pengawas Tenaga Nuklir mengisolasi dan membuang tanah yang terpapar radiasi setelah dua pekan menemukan sesium-137. Sempat merencanakan penanganan limbah itu secara diam-diam. Ada yg di tutup2 i kayaknya sih.
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »