SETELAH setahun lebih tak terpakai, mobil pendeteksi zat radioaktif itu kembali beroperasi pada Jumat, 31 Januari lalu. Pegawai Badan Pengawas Tenaga Nuklir membawa mobil itu berkeliling ke sejumlah lokasi, seperti Jalan Tomang, lalu ke sekitar kantor Badan Tenaga Nuklir Nasional di Pamulang dan Serpong, Tangerang Selatan, Banten.
Pegawai Bapeten kemudian turun dari mobil dan menyisir kawasan itu. Mereka juga menyigi lapangan badminton di sebelah tanah kosong. Di dekat sebuah pohon di tanah kosong itu, mereka menemukan hotspot sesium-137. “Saat penemuan itu tingkat radiasinya mencapai 200 mikrosievert per jam,” ujar Jazi. Jazi menyebutkan sesium-137 yang ditemukan berbentuk serbuk kristal. Serbuk-serbuk itu tersebar di lima titik di atas dan dalam tanah. Jarak antartitik hanya beberapa sentimeter. Ada serpihan benda lain, yang masih diidentifikasi, di dekat serbuk itu. Petugas Bapeten juga menemukan botol berwarna bening di dekat serbuk Cs-137.
Peralatan yang mengandung sesium-137 di Indonesia saat ini berjumlah 2.663 unit. Jika memasuki masa habis pakai, peralatan itu wajib diserahkan ke Batan untuk dikelola lagi atau dimusnahkan dengan tarif hingga jutaan rupiah. Dua narasumber meyakini unsur yang ditemukan di Perumahan Batan berasal dari penyimpangan pengelolaan Cs-137 sisa industri. “Besi dan timbel pembungkus Cs-137 bisa dijual lagi ke tukang loak dengan harga tinggi,” ujar salah seorang narasumber.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: temponewsroom - 🏆 13. / 63 Baca lebih lajut »