REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat mengajukan resolusi kepada Dewan Kemanan PBB untuk memperpanjang embargo internasional atas penjualan senjata ke Iran tanpa batas waktu. AS berusaha mendapatkan lebih banyak dukungan di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara, di mana China dan Rusia memiliki hak veto menolak perpanjangan embargo tersebut.
Para diplomat di Dewan Keamanan PBB mengatakan, draf baru yang diajukan AS dimasukkan ke dalam bentuk final pada Kamis dan dilakukan pemungutan suara pada Jumat mendatang. Draf revisi yang diperoleh Associated Press hanya berisi empat paragraf dan menggantikan tujuh halaman draft awal. Ketentuan lain menyatakan Iran harus bertanggung jawab atas serangan September 2019 di Arab Saudi, dan serangan Desember 2019 di pangkalan militer Irak di Kirkuk dan Kedutaan Besar AS di Baghdad. Meskipun sudah berakhir pada 18 Oktober, draf baru itu menyatakan bahwa embargo senjata akan terus berlaku sampai Dewan Keamanan memutuskan sebaliknya. Draf itu juga menyebutkan, implementasi penuh embargo senjata sangat penting untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.
Pada Rabu pagi, Presiden Iran Hassan Rouhani melakukan panggilan telepon dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Rouhani mendesak semua negara, terutama negara yang menandatangani perjanjian nuklir 2015 seperti China, Prancis, Jerman, Inggris, dan Rusia menolak resolusi yang diajukan oleh AS.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: voaindonesia - 🏆 15. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »