Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan rintisan di sektor finansial masih menjadi sorotan utama investor dan modal ventura, demi mengantisipasi dimulainya tren embedded finance alias layanan keuangan terintegrasi.
#div-gpt-ad-parallax iframe{height: 600px !important}.li_wrap_flying_carpet{padding: 0 10px!important;margin-right: -15px;margin-left: -15px}.wrap_flying_carpet{text-align: center}.flying_carpet_show{width: 100%;height: 300px;position: relative;overflow: visible}.flying_carpet_show_inner{width: 100%;height: 100%;position: absolute;top: 0;left: 0;clip: rect}.
"Ini sebenarnya bukan fenomena baru, tapi kembali seperti zaman dahulu di mana banyak konglomerat berambisi punya bank, padahal core-business mereka awalnya bukan layanan finansial. Hanya saja, kondisinya saat ini berbeda, layanan finansial yang dibidik pun lebih disesuaikan dengan kebutuhan ekosistem masing-masing perusahaan atau startup tersebut," tambahnya.
"Kemungkinan pertama ini membuka peluang fintech bersatu dengan fintech lain, atau mengurus lisensi menyediakan produk yang berbeda dari sebelumnya. Misalnya, kalau tadinya hanya memberikan pinjaman, ke depan meluas seperti menyediakan investasi dan sebagainya. Bahkan, sudah ada fintech yang mampu membeli bank. Ini contoh fintech yang memilih fokus ke sektor finansial secara penuh," jelas Aldi.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: okezonenews - 🏆 41. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: suaradotcom - 🏆 28. / 53 Baca lebih lajut »