Akademisi: Belum Sah Saja Bikin Gejolak, Apalagi Disahkan |Republika Online

  • 📰 republikaonline
  • ⏱ Reading Time:
  • 70 sec. here
  • 3 min. at publisher
  • 📊 Quality Score:
  • News: 31%
  • Publisher: 63%

Indonesia Berita utama Berita

Indonesia Berita Terbaru,Indonesia Berita utama

Penolakan RUU HIP disarankan lebih mengedepankan unjuk pikir dibanding unjuk rasa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pakar hukum Universitas Al Azhar Suparji Ahmad menyarankan agar masyarakat tidak menyikapi polemik RUU Haluan Ideologi Pancasila dengan unjuk rasa. Penolakan atas RUU HIP diminta untuk dilakukan dengan cara yang tetap menjaga agar kondusif kondusif.

Menurutnya, respon terhadap suatu isu tak selamanya mesti dengan unjuk rasa. Dalam beberapa hal, kata dia, unjuk pikir jauh lebih diperlukan untuk menjaga kondusifitas sosial terutama di masa pandemic ini. “Respon terhadap RUU HIP hendaknya elegan, konstruktif dan solutif, bukan malah kontraproduktif. Pola unjuk rasa perlu disubstitusi dengan unjuk pikir untuk mengatasi masalah distorsi internalisasi dan implementasi nilai-nilai Pancasila,” kata Suparji saat menjadi salah satu narasumber dalam diskusi virtual Human Studies Institute , Sabtu .

Sebagai akademisi bidang hukum, Suparji mengaku tetap mengapresiasi semua elemen masyarakat yang sudah menyampaikan aspirasi terkait polemik RUU HIP. Menurutnya, jika sampai disahkan, RUU ini sangat berpotensi meunculkan gejolak di masyarakat. “Baru RUU saja sudah menjadi polemik apalagi disahkan,” kata Suparji mengingatkan.

Sementara Ketua Bidang Hukum, HAM, dan Perundang- undangan PBNU, KH Robikin Emhas juga meminta DPR untuk legowo menerima penolakan masyarakat. Menurutnya, DPR sebaiknya legowo dan tak perlu merasa kehilangan muka karena membatalkan RUU HIP."Ini kan masyarakat yang mau, justru masyarakat akan memuji DPR jika siap berjiwa besar,"tegas ulama yang sekarang aktif sebagai Staf Khusus Wapres tersebut,” ungkapnya. BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Persepektif Republika.co.

 

Terima kasih atas komentar Anda. Komentar Anda akan dipublikasikan setelah ditinjau.

Sudah dikasih pikiran masih ngotot soalnya padahal ini temennya belum ketemu

Kurang berpikir jernih,,, emosinya aja yg ditunjukkin

Orang gak punya otak kok disuruh unjuk pikir, mikir dong.

TOLAK RUU HIP

Suruh unjuk pikir komunis gitu.. NAJIS...

Berita ini telah kami rangkum agar Anda dapat membacanya dengan cepat. Jika Anda tertarik dengan beritanya, Anda dapat membaca teks lengkapnya di sini. Baca lebih lajut:

 /  🏆 16. in İD

Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama

Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.

Stimulus Belum Berdampak, Petani dan Nelayan Belum TerjaminStimulus dan bantuan yang digulirkan pemerintah belum mengangkat kesejahteraan produsen pangan. Nilai tukarnya justru turun pada Mei-Juni 2020. Jaminan penyerapan hasil panen dengan harga layak jadi insentif terbaik. Ekonomi Kompas55
Sumber: hariankompas - 🏆 8. / 70 Baca lebih lajut »

Setahun Lebih, Kasus Tabrak Lari di Overpass Manahan, Solo, Belum Kunjung Bisa Diungkap Polisi - Tribunnews.comPolisi telah berkoordinasi dengan lembaga lain untuk mencari beberapa CCTV, seperti menyusuri CCTV di sepanjang Jalan Slamet Riyadi.
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »

Solskjaer Belum Puas, Yakin MU Bisa Lebih Tajam LagiOle Gunnar Solskjaer belum puas walaupun Manchester United sudah bikin tiga gol tanpa balas ke gawang Aston Villa. Ia percaya lini depan timnya bisa tampil lebih baik lagi. manunited EPL via detiksport
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »

Tenaga Medis di Maluku Belum Terima Insentif, Ini AlasannyaTenaga medis baik dokter maupun perawat yang menangani pasien Covid-19 di Maluku belum dapat insentif, apa penyebabnya? Astaga...begitukah? Kalau Pemda tidsk dapat sediakan dana talangan, coba ketuk hati orang2 kaya diwilayahnya...beri pinjaman uang untuk insentif tenaga medis setempat. Begitu ruwetkah adm pencairannya? Kapan majunya? D jambi kab tebo juga blm tuk bln 5
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

Dua Minggu Setelah 'Ultimatum' Jokowi, Kasus di Jatim Belum Melandai, Apa Tantangannya?Presiden Joko Widodo pada 25 Juni 2020 lalu telah memberi waktu dua minggu bagi Jawa Timur untuk melandaikan infeksi virus corona di provinsi itu. ultimatum tanpa sanksi = ngowoss Nanti juga sembuh semdiri
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »

Waspada Flu Babi Jenis Baru, Kemenkes: Belum Ada di IndonesiaVirus flu babi jenis genotype 4 (G4) menjadi virus baru yang harus diwaspadai di tengah pandemi Covid-19. Pasalnya virus G4 juga berpotensi menjadi pandemi
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »