Data center nasional di Surabaya ini tumbang pada 20 Juni imbas serangan ransomware dari aktor non-negara. Motifnya ialah ekonomi, dengan meminta tebusan US$8 juta.
pun mengkritik penggunaan Windows Defender yang merupakan antivirus gratis bawaan dari lisensi produk Microsoft."Sebuah server enterprise tidak seharusnya tidak mengandalkan perangkat keamanan bawaan dari OS karena masih banyak perangkat enterprise terkait keamanan siber, baik berupa hardware maupun software," tutur dia, dalam keterangan tertulis kepada CNNIndonesia.com, Jumat .
"Windows ini kan paling vulnarable," ucap dia, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR dengan Kominfo serta Badan Siber dan Sandi Negara , Kamis . Menurutnya, pemakaian Windows cuma untuk proses pencadangan sistem yang memang cuma bisa pakai Windows."Cloud platform yang ada umum dipakai itu enggak menggunakan Windows. Di antara host yang digunakan itu, yang bisa diakuisisi untuk proses itu, adalah backup sistemnya. Kebetulan menggunakan sistem yang running di atas Windows," urai dia, yang juga hadir di RDP Komisi I DPR.
Hacker Pusat Data Nasional Kominfo Peretasan Windows Microsoft Windows Defender Antivirus Kebocoran Data Pribadi
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Seperti Komputer di Kecamatan, Sekelas Pusat Data Nasional Kok Cuma Pakai Windows DefenderAlfons Tanujaya mengaku heran, kok bisa, sekelas Pusat Data Nasional, hanya menggunakan perlindungan sekelas Windows Defender.
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »