Bisnis,com, JAKARTA — Kehadiran mikro operator di era 5G Indonesia menjadi sebuah perdebatan. Mikro operator diyakini dapat mendorong penetrasi 5G menjadi lebih cepat, di sisi lain membuat ‘kue’ 5G yang diterima operator lebih sedikit.
Skenario I: Independen, Frekuensi 5G lokal, Privatisasi, dan Tidak berbagi jaringanKepemilikan jaringan: milik sendiriKepemilikan frekuensi: Milik sendiriB. MEC: Milik sendiriSkenario II: Independen, Lisensi frekuensi 5G nasional, Privatisasi, dan Tidak berbagi jaringanKepemilikan jaringan: milik sendiriKepemilikan frekuensi: Milik Penyelenggara Jaringan Bergerak Seluler B. MEC: Milik sendiri#div-gpt-ad-parallax iframe{height: 600px !important}.
“Sebab, ini bertentangan dengan upaya agar jumlah operator lebih sederhana dan berkonsolidasi,” kata Heru. Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata maupun Smartfren hanya diposisikan sebagai operator jaringan, sementara untuk layanannya bisa diberikan oleh penyedia layanan yang terafiliasi dengan operator yang ada .
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: Bisniscom - 🏆 23. / 59 Baca lebih lajut »