Silmy menambahkan, kinerja positif perseroan tidak lepas dari efisiensi yang juga diterapkan Krakatau Steel. Perseroan mampu meningkatkan produktivitas karyawan melalui program optimalisasi tenaga kerja sejak awal tahun 2020. Hal tersebut tercermin, pada optimalisasi kerja yang meningkat 43 persen pada Januari 2020 dibanding pada periode saat tahun berjalan tahun 2019.
Kendati demikian, diperkirakan kondisi pada kuartal-II 2020 akan berbeda. Pasalnya kondisi pasar baja yang melemah sampai sekitar 50 persen akibat dari kondisi ekonomi Indonesia yang sedang mengalami tekanan akibat pandemi Covid-19. Melemahnya perekonomian nasional telah berdampak pada industri baja. Jika situasi ini berlanjut terus menerus maka diperkirakan akan berdampak pada kinerja di tahun 2020.
Silmy menambahkan, kemungkinan jika keadaan ini berlarut-larut dan tak ada langkah-langkah antisipasi maka industri hilir dan industri pengguna akan menutup lini produksinya karena rendahnya utilisasi. Hal tersebut sangat berisiko karena karakteristik industri memerlukan waktu untuk melakukan proses start-up produksi dan kondisi tersebut akan menimbulkan celah masuknya produk impor yang dapat menimbulkan defisit neraca perdagangan nasional.
“Kita berharap kondisi perekonomian di kuartal III dan kuartal IV akan membaik, sehingga Krakatau Steel dapat kembali meraih keuntungan seperti halnya di kuartal I-2020 dan tahun ini Krakatau Steel dapat membukukan laba seperti yang direncanakan paska selesainya restrukturisasi Krakatau Steel,” pungkas Silmy.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »