"Sebenarnya kondisi ini tidak hanya di Balongsari, hampir semua desa di sekitar kami itu banyak orang yang mengeluh seperti itu. Hanya saja mereka tidak mau melapor diri terus dari pemerintah desa pun tidak ada tindakan, jadi ya diam tidak ada apa-apa," ujarnya."Sebenarnya saya ingin supaya tidak menyebar, kemudian kami koordinasi dengan puskesmas terus memberi vitamin biar masyarakat saya itu sehat, terus kami antisipasi dengan penyemprotan disinfektan," terangnya.
"Di tempat kami orang sudah banyak yang menyadari hal itu, artinya bahwa corona itu ada. Awalnya kayak meragukan adanya corona," kata dia. Dia mengimbau kepada para kepala desa lainnya agar memberitahu ke warga untuk tidak menggelar hajatan secara besar-besaran. "Ambil pengalaman dari tempat saya. Kalau sudah seperti ini pusing semua, mending mencegah dan mengimbau agar tidak terjangkit itu. Virus dan penyakit Corona itu ada, tidak perlu bukti. Kalau perlu bukti berarti ingin sakit," jelasnya."Kami selalu mengimbau untuk karantina dengan catatan boleh keluar rumah tapi tidak berbaur dengan orang lain. Misalnya, ke luar rumah ya langsung ke sawah, ngarit , macul, biar tidak jenuh.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: mediaindonesia - 🏆 2. / 92 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »