Saat bayi lahir ke dunia, fokus keluarga nyaris tersita seluruhnya untuk memastikan kesejahteraan si kecil. Perempuan yang melahirkan si bayi tak jarang diabaikan, padahal kondisi mereka juga sama rapuhnya. Pasalnya, mereka berisiko mengalami depresi pasca-melahirkan.
Menurut Lieke, kasus depresi pasca-persalinan yang sering dijumpai adalah baby blues. Kondisi itu biasanya muncul dua hingga tiga hari pertama setelah persalinan dan dapat berlangsung selama satu hingga dua minggu. Gejalanya antara lain ibu diliputi kecemasan, susana hati yang buruk dan cepat berubah, sering menangis, hingga kesulitan tidur.
'Terutama menghadirkan kenyamanan bagi ibu saat harus intens merawat bayinya,' ujarnya. Baby blues juga bisa ditangani lewat bertukar pikiran dengan pasangan atau berbicara dengan sesama ibu untuk mendapat dukungan emosional. Bentuk ketiga dari depresi pasca-melahirkan disebut psikosis postpartum. Lieke menjelaskan kondisi psikologis itu memiliki gejala yang lebih buruk dari PPD dan tergolong penyakit mental serius. Pasien bisa mengalaminya dalam kurun waktu tiga bulan pertama setelah melahirkan.
'Dukungan orang terdekat menjadi sangat krusial dalam mencegah depresi pasca-persalinan bagi seorang ibu. Selama periode ini, kesehatan mental sang ibu sangat penting untuk diperhatikan karena berkaitan erat dengan kesehatan fisik bayi yang dirawatnya, apalagi di masa tersebut kesehatan fisik ibu juga masih dalam pemulihan,' imbuh dia.
Depresi Ibu Depresi Baby Blues Melahirkan
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: antaranews - 🏆 6. / 78 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: liputan6dotcom - 🏆 4. / 83 Baca lebih lajut »
Sumber: jawapos - 🏆 35. / 51 Baca lebih lajut »