pada 2022 diproyeksi naik 51,90% menjadi Rp 2,40 triliun dari prediksi hingga akhir tahun ini sebesar Rp 1,58 triliun. Hal itu terungkap dalam riset PT BCA Sekuritas yang ditulis Mohammad Fakhrus Arifin dan Pandu Anugrah, belum lama ini.
"Sementara pendapatan MTEL pada tahun 2022 sebesar Rp 8,45 triliun, lebih tinggi sebesar 19,69%, dari perkiraan pendapatan tahun 2021 sebesar Rp 7,06 triliun," demikian tulis riset tersebut seperti dikutip Selasa .Ke depan, kata dia, MTEL masih memiliki prospek cerah, mengingat bisnis infrastruktur telekomunikasi yang besar. Dengan perkembangan industri telekomunikasi yang didukung masifnya bisnis digital, pertumbuhan penyewaan menara di luar Jawa akan tinggi ke depannya.
Menurut riset BCA Sekuritas, pendapatan MTEL meningkat 16,13% menjadi Rp 6,19 triliun pada 2020 dari dari Rp 5,33 triliun. Sementara laba operasional MTEL mengalami pertumbuhan 27% menjadi Rp 1,69 triliun pada 2020 dari Rp 1,33 triliunEBITDA MTEL juga tumbuh 58,55% menjadi Rp 4,17 triliun pada 2020, dari Rp 2,63 triliun pada 2019. “Adapun laba bersih MTEL naik sebesar 11,77%, dari Rp 637 miliar pada 2019 menjadi Rp 712 miliar pada 2020,” tulis riset itu.
Kedua analis itu juga merekomendasikan"beli" dengan target harga Rp 1.150 per unit. Terget tersebut 43,75% di atas harga intial public offering di Bursa Efek Indonesia , sebesar Rp 800 per saham. Menurut data BEI, saham MTEL Senin , ditutup pada harga Rp 785 per saham, stagnan dibandingkan harga penutupan sehari sebelumnya. Namun turun 1,87% jika dibandingkan harga IPO sebesar Rp 800 per saham.
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »