(ptp) di hadapan dolar AS atau melemah tujuh minggu beruntun secara mingguan. Sedangkan pada penuputan perdagangan Jumat (20/10/2023), rupiah terpantau merosot ke angka Rp15.870/US$ atau terdepresiasi sebesar 0,38%.Pelemahan mata uang Garuda terjadi akibat berbagai faktor baik luar maupun dalam negeri.
Ditambah sikap higher for longer untuk suku bunga di AS ini membuat yield obligasi baik tenor pendek maupun tenor panjang menjadi semakin tinggi dan menarik bagi investor. Alhasil capital inflow ke AS memberikan tekanan bagi pasar keuangan negara lainnya seperti Indonesia sebagai emerging market. Hal ini pun terlihat dari data transaksi yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI) untuk periode 16-19 Oktober 2023, nonresiden di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp5,36 triliun terdiri dari jual neto Rp3,45 triliun di pasar SBN, jual neto Rp3,01 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,10 triliun di SRBI.Selain itu, di awal pekan ini juga telah dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) perihal neraca dagang beserta ekspor dan impor Indonesia.
Berdasarkan data yang dirilis Biro Statistik Nasional China, Rabu (18/10/2023), pertumbuhan ekonomi China lebih rendah dibandingkan dengan kuartal II/2023 sebesar 6,3% (year on year/yoy) yakni di angka 4,9% yoy pada kuartal-III 2023.
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: BolaSportcom - 🏆 31. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: CNNIDdaily - 🏆 14. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikfinance - 🏆 18. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: tribunnews - 🏆 37. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: detiksport - 🏆 24. / 59 Baca lebih lajut »
Sumber: GOAL_ID - 🏆 32. / 51 Baca lebih lajut »