REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Omar Suleiman* Dunia saat ini sedang mengalami periode ketidakstabilan, kesulitan, dan ketidakpastian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pandemi virus corona dan ancaman yang ditimbulkan pada struktur sosial ekonomi, mendorong banyak pemerintah di seluruh dunia masuk ke dalam krisis. Ini memaksa mereka untuk beralih ke mode bertahan hidup.
Di India, sejak munculnya COVID-19, anggota komunitas Muslim berkekuatan 200 juta di negara itu telah berulang kali dituduh sebagai"penyebar super" virus corona, baik oleh media maupun partai nasionalis Hindu yang berkuasa, Partai Bharatiya Janata . Media India juga berkontribusi pada stigmatisasi umat Islam selama pandemi. Ketika para politisi melanjutkan upaya mereka untuk menyalahkan penyebaran cepat virus di negara itu pada Muslim, organisasi media pro-pemerintah menjalankan pertunjukan dan menerbitkan laporan yang mendukung tuduhan yang tidak berdasar ini.
Sri Lanka adalah negara kepulauan dengan warisan multireligius dan multi-etnis yang dinamis. Tapi propaganda Islamofobia terus-menerus disebarkan oleh media dan politisi selama bertahun-tahun. Sama seperti di India, praktik keagamaan Muslim dipilih sebagai"peristiwa penyebar super" dan warga Sri Lanka yang mayoritas beragama Buddha. Warga Sri Lanka diperingatkan untuk tidak membeli barang makanan dari pedagang Muslim.
Ketika diminta untuk mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menghentikan penyebaran virus, mayoritas komunitas Muslim, di Sri Lanka dan di tempat lain, sepakat untuk menyesuaikan praktik penguburan mereka, terutama dalam hal dua tugas pertama.
Ini kok gk enak bgt ya bahasanya, 'manfaatkan', apa gak ada kata lain, atau enggak berita lain aja gitu
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: CNN Indonesia - 🏆 27. / 53 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: republikaonline - 🏆 16. / 63 Baca lebih lajut »