TEMPO.CO, Jakarta -Jaringan Advokasi Tambang menilai pengesahan Rancangan Undang-undang Ibu Kota Negara merupakan bentuk pemborosan di tengah tekanan ekonomi karena pandemi Covid-19. Pemindahan ibu kota ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, yang akan memakan biaya hingga Rp 466,9 triliun ini dianggap mengabaikan kondisi perekonomian dan akan menambah utang baru.
Di sisi lain, Melky melihat pembahasan RUU IKN yang cenderung berlangsung kilat memperkuat indikasi adanya hegemoni oligarki pada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin dan DPR pada periode ini. Tak hanya abai soal perekonomian, kepemimpinan Jokowi dianggap tak mendengar suara penolakan warga yang berpotensi tergusur akibat pembangunan IKN.
adakan dulu jajak pendapat diseluruh Indonesia agar bisa diketahui berapa persen yg setuju dan menolak IKN..
Ditolak rakyat, malah disahkan DPR? Makin hancur. Indonesia tidak butuh ibukota baru, Indonesia butuh presiden baru ! TolakUUIKN Salam Ngopi & Revolusi
Iya kalau semua di paksa itu sangat² ada sesuatu. Kalau tidak mana mungkin di paksa. Akal gila.
Gak usah di kritik,harusnya kita do'ain dong biar Ibu Kota Baru tenang bersama Mobil Esemka di Alam Ghaib
DPR_RI ini milik rakyat bukan yah?
Partai Wong Cilik ?
Negara ini dirusak dari dalam...
Hobi banget di demo rakyat sendiri
indonesia apes
DprMprMati
DPR ITU BUKAN WAKIL RAKYAT,, WAKIL CUKONG, KLAU DIA WAKIL RAYAT MENDENGAR ASPIRASI RAKYAT
DPR itu cuma jadi tempat stempel penguasa....jadi lebih baik bubarin DPR cuma ngabisin duit rakyat doang
🤫
Bukan gk peduli lagi, emang gk ada niat
Astaghfirullah... 😥 Kalian akan mempertanggungjawabkan apa yg kalian perbuat dunia akhirat!
Menunggu indonesia rusuh terus cari para pengkhianat2 negara ini
Diam diam sahkan ruu
JATAM urus tambang aja, udah ditambang buat ekonomi eh dia marah jg, mau loe apasih
Rakyatnya aja yg GUOOBLOK dikasih lembaran merah dah kayak kebo dicucuk hidungnya
gak bakal peduli ama rakyat mereka memang mengabdi bukan pada rakyat tapi pada 'majikan'
Indonesia Berita Terbaru, Indonesia Berita utama
Similar News:Anda juga dapat membaca berita serupa dengan ini yang kami kumpulkan dari sumber berita lain.
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: detikcom - 🏆 29. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: SINDOnews - 🏆 40. / 51 Baca lebih lajut »
Sumber: kompascom - 🏆 9. / 68 Baca lebih lajut »
Sumber: tempodotco - 🏆 12. / 63 Baca lebih lajut »
Sumber: jpnncom - 🏆 25. / 59 Baca lebih lajut »